Selasa, 20 Desember 2016

Teori Pertukaran Sosial George Casper Homans


     
      Homans adalah anak laki-laki tertua Robert Homans, yakni pengacara dan anggota Harvard. George C. Homans lahir 11 Agustus 1910 di boston, massachussets.  Homans meninggal pada 29 mei 1989 di Cambrige Hospital karena penyakit hati.
Menurut Homans teori ini “ memandang prilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas, ternilai atau pun tidak, dan kurang  lebih menguntungkan atau mahal, bagi sekurang-kurangnya dua orang”. Dan mencoba mengembangkan teori ini dengan berfokus pada psikologi, orang, dan bentuk-bentuk  dasar kehidupan sosial. Inti teori pertukaran Homans terletak pada serangkaian proposisi fundamental, meskipun beberapa proposisi Homans memang membahas sekurang-kurangnya dua orang individu yang berinteraksi dan ia berhati-hati ketika menunjukkan bahwa proposisi-proposisi tersebut didasarkan atas prinsip-prinsip psikologi.
Menurut Homans proposisi-proposisi tersebut dapat dikatakan bersifat psikologi karena dua alasan yaitu :
1.   Biasanya mereka dinyatakan dan di uji secara empiris oleh orang-orang yang menyebut diri mereka psikologi
2.   Yang lebih penting, mereka bersifat psikologi karena level hubungan mereka dengan individu didalam masyarakat.
Homans dituduh sebagai “seorang reduksionis psikolog” meski sebutan ini terkesan menjengkelkan, namun bagi Homans reduksionisme adalah “proses menunjukka bagaimana proposisi suatu ilmu yang telah dinamai 9dalam hal ini adalah sosiogi) mengikuti logikanya dan proposisi yang lebih umum dari ilmu pengetahuan lain yang telah dinamai pula (dalam hal ini psikoogi). Dalam hal ini Homans mengembangkan beberapa proposisi diantaranya ialah :
1.   Proposisi Suskes, yaitu jika makin sering tindakan apapun dilakukan oang memperoleh imbalan, makinbesa pula kecendrungan orang itu mengulangi tindakan tersebut.
2.   Proposisi Stimulus, yaitu jika dimasa lalu terjadinya stimulus tertentu atau serangkaian stimulus, adalah situasi dimana tindakan seseorang diberikan imbalan, maka semakin mirip stimulus saat ini dengan stimulus masa lalu itu, semakin besar kecendrungan orang tersebut mengulangi tinakan yang sama , atau yang serupa.
3.   Proposisi Nilai, yaitu semakin bernlai hasil tindakan bagi seseorang, semakin cenderung ia melakukan tndakan serupa.
4.   Proposisi Kelebihan-Kekurangan, yaitu jika menjelang saat tertentuorang makin sering menerima imbalan tertentu, maka makin kurang bernilai imbalan yang selanjutya diberikan kepadanya.
5.   Proposisi Agresi-Pujian, yaitu ketika tinakan seseorang tidak mendapatkan imbalan yang diterapkan atau menerima hukuman yang tida ia harapkan, ia akan marah dan iamenjai cenderung berprilaku agresi, dan akibat prilaku tersebut mejadilebih bernilai untuknya.
6.   Proposisi Rasionalitas, yaitu ketika memilih tindakan alternatif, seseorang akan memilih tindakan sebagai mana dipersepsikannya kala itu, yang jika nilai hasilnya (V) dikalikan probabilitas keberhasilan (P) adalah lebih besar.
Pada akhirnya teori Homans, dapat dipadukan dengan pandagan tentang aktor sebagai pencari keuntungan rasional. Namun teori Homans begtu lemah ketika berbicara ttentang kondisi mental dan struktur skala besar, sebagai contoh terkait dengan kesadaran Homans mengakui perlunya “psikologi yang lebih maju”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar