Minggu, 25 Desember 2016

Sekurelisasi dan Sekurelisme


Sekurelisasi mengandung pengertian suatu proses pembebasan manusia dalam cara berfikirnya dan dalam segala sektor kehidupan pribadi dan masyarakat yang berwujud dalam berbagai aspek kebudayaan, dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika, sehingga bersifat duniawi belaka. Jika sekurelisasi menunjuk kepada suatu proses yang terjadi dalam pikiran orang seorang dan dalam kehidupan masyarakat dan negara, maka sekurelisme menunjuk kepada suatu aliran, faham, pandangan hidup, sistem atau sejenisnya yang disebut oleh individu atau masyarakat. Oleh karena itu, H. M. Rasidi mendefinisikan sekurelisme sebagai berikut, sekurelisme adalah nama sistem etika plus filsafat yang bertujuan memberi interpretasi atau pengertian kepada kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, Kitab Suci dan Hari Kemudian.
Walaupun pada abad ke-20 ini dapat dikatakan mengalami kemunduran jika dibandingkan dengan masa jayanya, namun semangatnya berhamburan dalam berbagai aliran yang tumbuh dan hidup subur berkembang di dunia sekarang ini, baik dalam wadah materialisme, humanisme, kapitalisme, sosialisme, pragmatisme, rasionalisme, humanisme, dan sebagainya. reaksi atau sekurelisasi dan sekurelisme di dunia kristen terdapat tiga bentuk, pertama golongan yang menerimanya, golongan yang menolaknya dan tekahir golongan yang menganggapnya sebagai suatu kewajaran sambil “berkedip mata” dan was-was karena sekurelisme sarang dan persemaian yang susbur bagi tumbuhnya atheisme yang amat mengancam eksistensi agama.


“Daftar Pustaka”
Pradja Juhaya, 1987. Aliran-aliran filsafat dari rasionalitas hingga sekurelisme. Bandung: ALVA GRACIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar