Sekurelisasi
mengandung pengertian suatu proses pembebasan manusia dalam cara berfikirnya
dan dalam segala sektor kehidupan pribadi dan masyarakat yang berwujud dalam
berbagai aspek kebudayaan, dari segala yang bersifat keagamaan dan metafisika,
sehingga bersifat duniawi belaka. Jika sekurelisasi menunjuk kepada suatu
proses yang terjadi dalam pikiran orang seorang dan dalam kehidupan masyarakat
dan negara, maka sekurelisme menunjuk kepada suatu aliran, faham, pandangan
hidup, sistem atau sejenisnya yang disebut oleh individu atau masyarakat. Oleh
karena itu, H. M. Rasidi mendefinisikan sekurelisme sebagai berikut,
sekurelisme adalah nama sistem etika plus filsafat yang bertujuan memberi
interpretasi atau pengertian kepada kehidupan manusia tanpa percaya kepada
Tuhan, Kitab Suci dan Hari Kemudian.
Walaupun
pada abad ke-20 ini dapat dikatakan mengalami kemunduran jika dibandingkan
dengan masa jayanya, namun semangatnya berhamburan dalam berbagai aliran yang
tumbuh dan hidup subur berkembang di dunia sekarang ini, baik dalam wadah
materialisme, humanisme, kapitalisme, sosialisme, pragmatisme, rasionalisme,
humanisme, dan sebagainya. reaksi atau sekurelisasi dan sekurelisme di dunia
kristen terdapat tiga bentuk, pertama golongan yang menerimanya, golongan yang menolaknya
dan tekahir golongan yang menganggapnya sebagai suatu kewajaran sambil
“berkedip mata” dan was-was karena sekurelisme sarang dan persemaian yang
susbur bagi tumbuhnya atheisme yang amat mengancam eksistensi agama.
“Daftar Pustaka”
Pradja Juhaya, 1987. Aliran-aliran
filsafat dari rasionalitas hingga sekurelisme. Bandung: ALVA GRACIA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar