Selasa, 13 Desember 2016

Pendidikan dan Globalisasi


Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia dalam arti mengaktualisasikan semua potensi yang dimilikinya menjadi kemampuan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masayarakat (Depdiknas, 2005, hal. 1). Berhubungan dengan pernyataan diatas, dapat dikemukakan makna, bahwa pendidikan itu harus dapat menjawab tantangan kehidupan masyarakat sehari-hari, kemarin-saat ini- esok hari, sehingga dapat menembus waktu dan tantangan zaman. Pendidikan harus dapat menjawab masalah apapun yang dialami manusia sebagai bakal agar dapat berhasil dalam kehidupan.
Ada kegiatan utama dalam pendidikan, yaitu mewujudkan suasana belajar dan mewujudkan proses pembelajaran. Mewujudkan suasana belajar diantaranya mencakup lingkungan fisik. Seperti bangunan sekolah, ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, taman sekolah dan lingkungan fisik lainnya. Upaya mewujudkan suasana pembelajaran lebih ditekankan untuk menciptaka kondisi dan prakondisi agar peserta didik dapat belajar. Sedangkan proses pembelajaran lebih mengutamakan pada upaya bagaimana mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi peserta didik, proses pembelajaran di desain agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya dengan mengedepankan pembelajatran yang berpusat pada peserta didik dalam model dan strategi pembelajaran aktif ditopang oleh guru sebagai fasilitator.
Pendidikan dapat mempengaruhi perkemnbangan fisik, mental, emosional, moral, keimanan dan ketakwaan manusia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan demikian pendidikan memegang peranan penting dan strategi dalam menghasilkan sumber daya manusia harus bersamaan dengan pengembangan nilai-nilai yang ada dalam PIPS, yaitu nilai edukatif (kognitif, afektif, psikomotor). Nilai praktis (bermanfaat untuk menghadapi masalah sehari-hari), dan nilai teoritis (pengembangan daya nalar kearah dorongan mengetahui sendiri kenyataan dan dorongan menggali di lapangan untuk menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang). Dengan ini kita bisa mengetahui betapa eratnya hubungan pendidikan dengan IPS, karena dalam IPS berkenaaan dengan kehidupan manusia yang melinatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, juga semua aktivitas manusia dialamnya.
Globalisasi inti dari kata global yang artinya bumi atau dunia. Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimna isu dan masalah yang menyangkut berabagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia. Pengertian lain kata Global yang bermakna keseluruhan. Globalisasi mulai muncul sekitar akhir abad ke-20, globalisasi merupakan bentuk perubahan dunia yang berpengaruh positif dan negatif dan cepat terhadap segala bidang, yaitu pendidikan, politik, ekonomi dan lain sebagainya. Globalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  edisi ke-3 (poerwadarminta, 2007, hal. 381) mempunyai arti proses masuknya keruang lingkup dunia. Dalam globalisasi seolah-olah dunia ini menjadi satu negara, satu aturan, satu kebijakan. Globalisasi menempatkan manusia pada dunia tanpa batas yang ditandai dengan kemajuan penting dalam boidang teknologi komunikasi dan informasi (ICT). Globalisasi membuat masyarakat memproleh kemudahan dalam informasi, dan globalisasi juga disatu sisi menguntungkan tapi sebaliknya di sisi lain merugikan atau mencelakakan. Adanya globalisasi telah ,enghilangkan jarak, mempersingkat waktu, mengefisienkan biaya, akan tetapi globalisasi juga telah mengikis kearifan lokal, kurangnya pemahaman peserta didik akan nila-nilai atau tatanan tradisional yang telah berurat berakar dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Situasi seperti ini tidak mungkin dibiarkan begitu saja, harus ada usaha yang keras dan sungguh-sungguh agar dapat mengatasi pengaruh negatif dari perkembangan zaman yang tidak dapat ditolak  atau dihilanhkan. Usaha yang keras dan sungguh-sungguh tersebt tentunya dialkukan oleh semua pihak yang terkait, baik antara pendidik, pembuat kebijakan pendidikan, juga semua stakeholder sekolah. Oleh karena itu, disetiap level maupun kegiatan pendidikan harus disadari dan direncanakan, baik dalam lingkup nasional, regional atau provinsi, kabupaten kota, institusional maupun operasional (proses pembelajaran oleh guru), berkenaan dengan pembelajaran (pendidikan dalam arti terbatas) pada setiap pembelajaran harus direncanakan terlebih dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar