Selasa, 13 Desember 2016

Ketimpangan Struktural Ekonomi dan Politik Yang Dihadapi Desa


Desa kaya akan sumber daya alam yang melimpah, kebudayaan dan adat istiadat yang berkembang dan hidup sejak terciptanya sebuah desa tersebut. Desa mempunyai manfaat bagi kota yang manakala desa sebuah budaya kecil yang memberikan pemasok bahan mentah bagi para pemodal dan desa juga dari zaman penjajahan sampai sekarang masih diperintahkan membayar upeti kepada para penguasa sehingga struktur desa menjadi tidak normal dan banyak terjadi ketimpangan sosial, ekonomi dan perkembangan politik. Sumber daya alam di desa menjadi korban para pemilik modal dan juga pemerintah yang bekerja sama untuk kepentingannya sendiri tanpa memikirkan pihak lain yang menjadi korban kerugian kepentingan penguasa yang ingin menguasai sumber daya alam dan ini menjadi ancama bagi desa, sama halnya yang terjadi didaerah Banten, Nusa Tenggara Timur dan Jambi.

Banten kaya dengan sumber daya alamnya, akan tetapi wajah kemiskinan tetap masih ada padahal dengan kekayaan sumber daya alamnya bisa memenuhi daerah lain, semua ini terjadi karena adanya kebohongan para penguasa  terhadap alih fungsi lahan yang dijadikan sebagai pembangunan industri. Sama halnya yang terjadi DI Nusa Tenggara Timur berkembang konflik dan kekerasan terhadap penduduk adat ini semua disebabkan karena perampasan tanah yang ingin dialih fungsikan para oknum pemodal yang ingin mendirikan pabrik marmer, semen dan tempat perbelanjaan. Hal yang sama terjadi juga pada situs Candi Muarajambi yang lahan disekitarnya dijadikan pabrik batu bara, sehingga berdampak buruk terhadap sumber daya alam yang berkembang didalamnya seperti tanaman damar, obat-obatan, hilangnya budaya agama budha, sejarah dari candi tersebut, sungai menjadi tercemar dan berkembang penyakit batuk, oleh karena itu Candi Muarajambi dijadikan sebagai cagar alam budaya sebagai sebuah bentukkelestarian candi dan dikenakannya sanksi bagi pengusaha dan pemerintah setempat yang bekerja sama terhadap pabrik batu bara tersebut jika tidak segeraangkat kaki dari daerah Candi Muarajambi. Dengan demikian kita dapat melihat betapa mirisnya kemiskinan yang terjadi didesa padahal desa tempatnya sumber daya alam yang melimpah, ini semua terjadi karena adanya alih fungsi lahan yang dilakukan para pemodal dan para oknum yang berkuasa untuk kepentingannya sendiri tanpa memikirkan masa depan pihak yang dirugikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar