Selasa, 13 Desember 2016

Artikel Kebiasaan Belajar Peserta Didik


Kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua bagian, yaitu Delay Avoidan dan Work Methods. Delay Avoidan menunjuk pada ketepatan waktu menyelesaikan tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Adapun Work Methods menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif, dan efesiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.
Kebiasaan belajar cenderung menguasai prilaku siswa pada setiap kali mereka melakukan kegiatan belajar. Sebabnya ialah karena kebiasaan mengandung motivasi yang kuat. Pada umumnya setiap orang bertindak berdasarkan force of habit sekalipun ia tahu, bahwa ada cara lain yang mungkin lebih menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan sebagai cara yang mudah dan tidak memerlkan konsentrasi dan perhatian yang besar. Sesuai dengan Law of effect dalam belajar, perbuatan yang menimbulkan kesenangan cenderung untuk diulang. Oleh karena itu, tindakan berdasarkan bersifat mengukuhkan (reinforcing). Sumadi Suryabrata merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Yang paling penting, siswa mempraktikk annya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam maupun di luar kelas.
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaanya akan tampak berubah. Menurut Burghardt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecendrungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputu pengurangan prilaku tidak di perlukan. Karena proses penyusutan atau pengurangan inilah, muncul suatu pola prilaku barunyang relatif menetap dan otomatis. Kebiasaan ini terjadi karena prosedur pembiasaan seperti dalam classicall dan operant contditioning. Contoh, siswa yang belajar bahasa secara berkali-kali menghindari kecendrungan penggunaan kata struktur yang keliru, akhirnya akan terbiasa dengan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Jadi, berbahasa dengan cara yang baik dan benar itulah perwujudan prilaku belajar siswa tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar