Kebiasaan
belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa
pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan
waktu untuk menyelesaikan kegiatan. Kebiasaan belajar dibagi ke dalam dua
bagian, yaitu Delay Avoidan dan Work Methods. Delay Avoidan menunjuk
pada ketepatan waktu menyelesaikan tugas-tugas akademis, menghindarkan diri
dari hal-hal yang memungkinkan tertundanya penyelesaian tugas, dan
menghilangkan rangsangan yang akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Adapun
Work Methods menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang efektif,
dan efesiensi dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.
Kebiasaan
belajar cenderung menguasai prilaku siswa pada setiap kali mereka melakukan
kegiatan belajar. Sebabnya ialah karena kebiasaan mengandung motivasi yang
kuat. Pada umumnya setiap orang bertindak berdasarkan force of habit sekalipun ia tahu, bahwa ada cara lain yang mungkin
lebih menguntungkan. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan sebagai cara yang mudah
dan tidak memerlkan konsentrasi dan perhatian yang besar. Sesuai dengan Law of effect dalam belajar, perbuatan
yang menimbulkan kesenangan cenderung untuk diulang. Oleh karena itu, tindakan
berdasarkan bersifat mengukuhkan (reinforcing). Sumadi Suryabrata merumuskan
cara belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya memberikan hasil
yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara
belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Yang paling
penting, siswa mempraktikk annya dalam belajar sehari-hari, sehingga
lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam maupun di luar kelas.
Setiap
siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaanya akan tampak
berubah. Menurut Burghardt (1973), kebiasaan itu timbul karena proses
penyusutan kecendrungan respon dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang.
Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputu pengurangan prilaku tidak di
perlukan. Karena proses penyusutan atau pengurangan inilah, muncul suatu pola
prilaku barunyang relatif menetap dan otomatis. Kebiasaan ini terjadi karena
prosedur pembiasaan seperti dalam classicall dan operant contditioning. Contoh,
siswa yang belajar bahasa secara berkali-kali menghindari kecendrungan
penggunaan kata struktur yang keliru, akhirnya akan terbiasa dengan penggunaan
bahasa yang baik dan benar. Jadi, berbahasa dengan cara yang baik dan benar
itulah perwujudan prilaku belajar siswa tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar