Gejala
menyuburnya penggunaan akronim dan eufemisme merupakan gejala yang sangat
mengganggu kelancaran komunikasi di indonesia saat ini, komunikasi harus
senantiasa dilakukan secara jernih agar masyarakat bisa menangkap semua fakta
dengan jelas. Terlebih-lebih lagi karena kita masih berada dalam tahap transisi
menuju modernisasi maka sangat penting untuk mengusahakan jangan sampai terjadi
ada salah pengertian, salah tangkap diantara anggota masyarakat.
Penggunaan
akronim memprihatinkan karena merusak bahasa dan merusak komunikasi, karena kecenderungan
untuk menggunakan akronim tidak dapat dikatakan kreatif karena itu merusak
bahasa lebih baik kita kreatif mengembangkan bahasa indonesia dari sekedar
bahasa sehari-hari menjadi bahasa yang lebih kontemplatif, yang mencakup
hal-hal yang abstrak. Dengan begitu, kita akan lebih mampu mengkomunikasikan
gagasan-gagasan, ide-ide dengan lebih jernih dan sehat.
1. Ketidakjujuran
Informasi
Eufemisme merupakan bentuk paling
sederhana dari ketidakjujuran informasi dengan menggunakannya akan menghalangi
kita untuk melihat dengan jernih dan tajam.
2. Berakar
Pada Kebudayaan Feodal
Masa orde lama
ke orde baru dalam sistem penggunaan komunikasi bahasa.
"Daftar Pustaka"
"Daftar Pustaka"
Sajogyo, Sajogyo Pudjiwati. 2013.
Sosiologi Pedesaan. Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar